170 Juta Pengguna TikTok AS Terancam Kehilangan Akses Media Sosial, Tenggat Waktu Blokir Makin Dekat

Dampak Pemblokiran TikTok di Amerika Serikat
Sumber :
  • id.pinterest.com

VIVATechno – Pengguna TikTok di Amerika Serikat tengah menghadapi masa-masa krusial menjelang tenggat waktu pemblokiran platform pada 19 Januari 2025.

TikTok Akan Tutup Layanan di AS Minggu Ini, 170 Juta Pengguna Terancam

Ancaman ini muncul menyusul penandatanganan undang-undang oleh Presiden Joe Biden yang mewajibkan ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, untuk melepaskan kepemilikannya di AS.

Keputusan ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran serius pemerintah AS terkait keamanan nasional.

Kreator Konten AS Ramai Pindah ke Aplikasi Ini Jelang Blokir TikTok

Berdasarkan laporan USAToday, ByteDance diduga memiliki kewajiban untuk membagikan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok jika diminta, meskipun perusahaan tersebut telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.

Undang-undang yang disahkan pada April 2024 memberikan batas waktu kepada ByteDance untuk menjual asetnya sebelum pertengahan Januari 2025.

Instagram Siapkan Strategi Baru Hadapi Potensi Larangan TikTok di 2025

Konsekuensinya, jika ByteDance gagal memenuhi tenggat waktu tersebut, seluruh penyedia layanan internet di AS akan diwajibkan untuk memblokir akses ke platform TikTok.

Dampak dari kebijakan ini akan sangat signifikan mengingat lebih dari 170 juta pengguna aktif TikTok di AS terancam kehilangan akses ke platform favorit mereka.

Tidak hanya pengguna, nasib sekitar 7.000 karyawan TikTok di AS juga berada dalam ketidakpastian akibat ancaman pemblokiran ini.

Platform ini telah menjadi wadah vital bagi komunitas kreatif dalam berbagi konten dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Banyak kreator konten yang menggantungkan pendapatan mereka dari aktivitas di TikTok, baik melalui kolaborasi brand maupun promosi bisnis personal.

Potensi penutupan TikTok diprediksi akan membawa guncangan besar pada ekosistem digital AS dan memberikan efek domino pada pasar media sosial global.

Para kreator konten di AS telah menyuarakan protes keras terhadap rencana pemblokiran ini, mengingat dampaknya yang sangat luas terhadap mata pencaharian mereka.

Langkah tegas pemerintah AS ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan hubungan AS-Tiongkok, khususnya dalam aspek keamanan siber dan privasi data.****