DeepSeek Inovasi Kecerdasan Buatan Usik Kejayaan AI Produk Barat
- shutterstock
VIVATechno – CEO Li Auto, Li Xiang, dalam sebuah pernyataan yang dibagikan lewat media sosial perusahaan, menyebut Liang sebagai pribadi yang “sangat disiplin” dan “tidak pernah mengambil jalan pintas.”
Pertemuannya dengan Liang pada September lalu membuka matanya akan pentingnya melawan kecenderungan manusia untuk mencari cara instan.
“Setiap kali kita ingin mengubah dan meningkatkan kemampuan, langkah pertama adalah riset, lalu pengembangan, kemudian artikulasi kemampuan, dan akhirnya menjadikannya nilai bisnis,” ujar Li.
Pendekatan bertahap dan menyeluruh ini menjadi pondasi keberhasilan DeepSeek di tengah industri yang bergerak cepat dan penuh tekanan.
Membuka Akses: Open-Source Sebagai Kunci
Salah satu aspek paling menarik dari DeepSeek adalah keberaniannya merilis model AI secara open-source, memungkinkan siapa pun mengakses, memodifikasi, dan meningkatkan teknologi tersebut.
Model open-source DeepSeek, seperti V3 dan R1 yang dirilis akhir 2024 hingga awal 2025, mampu menarik perhatian dunia. Dengan biaya dan daya komputasi yang lebih rendah dibanding perusahaan raksasa seperti OpenAI, DeepSeek menunjukkan bahwa efisiensi dan efektivitas bukan milik segelintir pihak saja.
CEO Tencent, Pony Ma Huateng, juga mengapresiasi langkah Liang. Ia menyatakan kekagumannya atas keberanian DeepSeek menghadirkan “produk yang benar-benar open-source dan gratis”. Bahkan, Tencent menjadi salah satu perusahaan pertama yang mengintegrasikan teknologi DeepSeek ke dalam sistem mereka.
Efek inovasi DeepSeek terasa meluas. Li Auto, misalnya, mengadopsi model AI DeepSeek untuk mempercepat pengembangan sistem vision-language-action, yang menyatukan persepsi visual, pemahaman bahasa alami, dan tindakan fisik, fondasi penting untuk pengembangan robot humanoid dan kendaraan otonom.
Langkah ini, menurut Li Xiang, diambil “murni karena rasa terima kasih” terhadap DeepSeek, sekaligus mencerminkan filosofi saling dukung dalam ekosistem teknologi modern. Bahkan sistem operasi otomotif milik Li Auto, Halo OS, kini juga dirilis secara open-source.
CEO 01.AI, Lee Kai-fu, juga menyebut bahwa perusahaannya kini lebih memilih memanfaatkan model DeepSeek dibanding mengembangkan sendiri, terutama untuk klien di sektor keuangan, gim video, dan hukum. Ini membuktikan dominasi DeepSeek dalam hal efisiensi dan daya jangkau teknologinya.
Meski banyak dikagumi, Liang Wenfeng tetap menjaga profil rendah. Ia tak aktif di media sosial dan jarang tampil di hadapan publik. Namanya hanya muncul di beberapa makalah riset yang diterbitkan DeepSeek. Namun demikian, pengaruhnya begitu kuat hingga disebut oleh banyak pemimpin teknologi Tiongkok.
Dalam forum Digital China Summit di Fuzhou, pakar perencanaan kota dan desa Wu Zhiqiang menyebut bahwa saat ini terdapat setidaknya 18 tim AI di Tiongkok dengan kecerdasan setara DeepSeek. “Namun, DeepSeek-lah yang pertama kali menonjol,” katanya.
Liang bahkan berani menyatakan bahwa pengembang AI lain, termasuk dari Tiongkok, suatu saat bisa melampaui OpenAI, terlepas dari pendekatan tertutup yang masih dipertahankan oleh perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Ketika dunia semakin bergantung pada AI, kisah DeepSeek menunjukkan bahwa inovasi sejati tidak hanya lahir dari teknologi canggih, tapi juga dari nilai-nilai yang kokoh dan komitmen terhadap kebaikan bersama.(*)