Dulu Dipuja, Kini Dicerca! CapCut Dinilai Pelit Gara-Gara Semua Serba Bayar
- Metricool
“Bikin efek outline bersinar-sinar yang rumit di After Effect, di CapCut cukup pakai AI aja,” tambahnya.
Namun, seiring waktu, fitur-fitur yang dulu gratis perlahan dikunci di balik paywall. Kini bahkan untuk ekspor video ke 1080p saja harus bayar.
“Gue mau explore aja ke 720p bisa, tapi 1080p ke atas harus Pro. Gila,” keluh Adam. Bahkan sekadar menambahkan lagu dari galeri kini tak bisa dilakukan tanpa langganan premium.
Yang lebih membuat frustrasi, iklan terus bermunculan di hampir tiap klik. “Baru tekan preset dikit, iklan muncul lagi. Ditinggal sebentar, iklan lagi. Makin gila!” ujarnya.
Banyak pengguna merasa dikhianati karena sejak awal CapCut tampil sebagai aplikasi ramah pemula, dengan fitur-fitur powerful yang digratiskan.
Kini, perubahan arah ini dianggap sebagai paksaan untuk berlangganan. Namun, di sisi lain, biaya langganan CapCut masih tergolong murah dibanding aplikasi profesional lain.
Berdasarkan Adam, “Kalau kamu konten kreator yang butuh kualitas dan hasilnya berpotensi menghasilkan pendapatan, langganan premium itu sah-sah aja. Tapi buat yang baru belajar, ya wajar kalau keberatan,” sarannya.