PPN Naik 12 Persen dan PPnBM Baru, Ini Dampaknya bagi Pemilik Kendaraan

VIVATechno – Pemerintah mengambil langkah strategis dalam pengelolaan pajak kendaraan bermotor dengan menerapkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang akan berlaku efektif per 1 Januari 2025.

Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi optimalisasi penerimaan negara dan pengaturan konsumsi barang mewah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 141/PMK.010/2021, pemerintah telah menetapkan skema berlapis untuk Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang disesuaikan dengan spesifikasi kendaraan.

Untuk kendaraan penumpang berkapasitas kurang dari 10 orang dengan mesin hingga 3.000 cc, PPnBM ditetapkan bervariasi mulai dari 15% hingga 40%.

Kendaraan dengan kapasitas mesin lebih besar mendapat perlakuan pajak yang berbeda.

Mobil bermesin 3.000 cc hingga 4.000 cc dikenakan PPnBM bertingkat mulai 40% hingga mencapai 70%. Sementara untuk kendaraan dengan mesin di atas 4.000 cc, tarif PPnBM ditetapkan sebesar 95%.

Regulasi ini juga menyentuh sektor kendaraan roda dua atau tiga. Sepeda motor dengan kapasitas mesin 250 cc hingga 500 cc dikenakan PPnBM 60%, sedangkan yang bermesin di atas 500 cc dikenakan tarif 95%.

Ketentuan serupa juga berlaku untuk kendaraan khusus seperti yang digunakan di salju, pantai, atau pegunungan.

Kebijakan ini mencerminkan upaya pemerintah dalam mengelola konsumsi kendaraan bermotor sekaligus meningkatkan kontribusi sektor otomotif terhadap penerimaan negara.

Penerapan tarif progresif ini diharapkan dapat mendorong efisiensi penggunaan kendaraan dan mendukung program penghematan energi nasional.

Melalui implementasi kebijakan ini, pemerintah juga bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan industri otomotif dan aspek lingkungan.

Pengaturan pajak yang lebih ketat pada kendaraan bermesin besar diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk memilih kendaraan yang lebih ramah lingkungan.****