Kerugian OpenAI Membengkak Meski Tarif ChatGPT Pro Capai Rp3,2 Juta
- id.pinterest.com
Prediksi kerugian perusahaan bahkan meningkat menjadi US$5 miliar atau Rp80 triliun, naik dari kerugian tahun sebelumnya sebesar US$3,7 miliar atau Rp60 triliun.
Pembengkakan kerugian ini disebabkan oleh tingginya biaya operasional, termasuk gaji karyawan, sewa kantor, dan infrastruktur pelatihan AI.
Sebelumnya, ChatGPT pernah mencatatkan biaya operasional harian mencapai US$700.000 atau Rp11,3 miliar.
OpenAI kini mengakui membutuhkan modal yang lebih besar dari perkiraan awal dan sedang mempersiapkan restrukturisasi untuk menarik investasi baru.
Untuk mengatasi situasi ini, perusahaan berencana menaikkan tarif langganan berbagai layanannya.
Meski tengah menghadapi kerugian, OpenAI tetap optimis dapat meraih pendapatan hingga US$100 miliar atau Rp1,6 triliun pada tahun 2029, setara dengan penjualan tahunan Nestle.*