YouTube vs Rumble: Mana Platform Video Terbaik untuk Kreator Konten Indonesia di 2025?

YouTube vs Rumble
Sumber :
  • Pinterest

VIVATechno – Dalam lanskap digital yang terus berkembang, para kreator konten di Indonesia kini tak hanya terpaku pada YouTube. Hadirnya Rumble, platform video asal Kanada, menawarkan alternatif baru dengan pendekatan yang lebih bebas terhadap monetisasi dan kebijakan konten.

Acer vs ASUS vs Lenovo, Mana Laptop Murah Paling Layak Dibeli di 2025?

Namun, dengan dominasi YouTube yang begitu kuat di Tanah Air, muncul pertanyaan penting yakni, mana platform yang lebih cocok untuk kreator Indonesia di tahun 2025, YouTube atau Rumble?

Berikut rangkuman komparasi antara YouTube vs Rumble untuk Kreator Indonesia:

Perbandingan Jujur Laptop Murah dengan Refurbished 2025

 

1. Popularitas dan Jangkauan Pasar

Siapa Raja TV 43 Inci 2025? Ini Dia Spesifikasi TV 4K LG UA75 vs Samsung U8000F

YouTube masih memimpin sebagai platform video paling populer di Indonesia. Berdasarkan data We Are Social & Meltwater (2025), lebih dari 93% pengguna internet Indonesia mengakses YouTube setiap bulan.

Sementara itu, Rumble, meski belum sepopuler YouTube, mulai menarik perhatian karena citranya sebagai platform yang lebih netral dalam menyaring konten, serta mengklaim memberikan pembagian pendapatan yang lebih adil kepada kreator.

“Kami ingin menjadi tempat di mana kebebasan berpendapat dan keadilan dalam monetisasi bisa berdampingan,” ungkap CEO Rumble, Chris Pavlovski, dalam wawancara bersama TechCrunch.

 

2. Sistem Monetisasi

YouTube:

  • Menggunakan program YouTube Partner Program (YPP).
  • Syarat: 1.000 subscriber & 4.000 jam tayang dalam 12 bulan.
  • Pendapatan berasal dari iklan, Super Chat, langganan, dan YouTube Premium.
  • Persentase pembagian: 55 persen untuk kreator, 45 persen untuk YouTube.

 

Rumble:

  • Lebih terbuka bagi kreator baru, tanpa syarat ketat seperti YouTube.
  • Kreator bisa memilih lisensi eksklusif (100 persen hak Rumble) atau non-eksklusif.
  • Pendapatan berasal dari iklan, distribusi ke mitra Rumble seperti Yahoo, dan monetisasi langsung sejak video pertama.
  • Rumble mengklaim kreator bisa memperoleh hingga 60 – 90 persen dari pendapatan.

 

3. Kebijakan Konten

YouTube semakin ketat dengan algoritma dan kebijakan kontennya, terutama dalam hal misinformasi, ujaran kebencian, dan hak cipta. Sedangkan Rumble menawarkan pendekatan yang lebih bebas, dengan moderasi minimum, meski tetap menentang konten ilegal atau ekstrem.

Namun, kebebasan ini sering memunculkan kritik karena Rumble cenderung menjadi tempat bagi konten yang “tertolak” di platform lain, seperti yang dilaporkan oleh The Verge.

 

4. Audiens & Algoritma

YouTube punya sistem rekomendasi canggih berbasis minat dan histori, memudahkan konten viral. Sebaliknya, Rumble masih mengandalkan sistem kronologis dan kurasi terbatas, namun cenderung mendukung konten dengan engagement tinggi, tanpa harus viral.

Demikian perbandingan YouTube dan Rumble, yang mana pada akhirnya, pilihan platform terbaik bergantung pada gaya konten, audiens yang dituju, dan nilai yang dipegang kreator itu sendiri.(*)