QRIS Go Global! Indonesia Gas Terus Ekspansi Pembayaran Digital Meski Ditekan Amerika
- BCA
VIVATechno – Sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah menjadi kebanggaan Indonesia dalam menciptakan inovasi pembayaran yang mudah dan efisien.
Meskipun menghadapi tantangan dari Amerika Serikat, yang menganggap QRIS sebagai hambatan perdagangan, Indonesia justru memperkuat komitmennya untuk memperluas sistem pembayaran ini ke luar negeri.
Tidak hanya di dalam negeri, QRIS kini mulai merambah pasar internasional, dengan tujuan untuk meningkatkan kedaulatan digital Indonesia di dunia global.
Indonesia terus memperluas jangkauan sistem pembayaran QRIS meskipun menghadapi tekanan dari Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia (BI) tetap optimis bahwa QRIS adalah solusi terbaik untuk menciptakan sistem pembayaran yang inklusif dan efisien, terutama bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
QRIS, yang diluncurkan pertama kali pada 2019, dirancang untuk mempermudah transaksi digital di Indonesia dengan menggunakan satu kode QR yang dapat diterima oleh berbagai platform pembayaran. Sejak diluncurkan, transaksi melalui QRIS terus meningkat, dan hingga kuartal ketiga tahun 2024, total transaksi mencapai lebih dari USD 12 miliar (sekitar Rp188,3 triliun). Pengguna aktif QRIS kini telah mencapai lebih dari 53 juta orang, dengan sekitar 34 juta pedagang di seluruh Indonesia yang sudah mengadopsinya.
Namun, ekspansi QRIS ke pasar internasional tidak berjalan mulus. Amerika Serikat menyatakan bahwa kebijakan ini dapat menjadi hambatan perdagangan, terutama bagi perusahaan-perusahaan besar seperti Visa dan Mastercard. AS khawatir QRIS dapat mengurangi dominasi mereka di pasar pembayaran global. Namun, Bank Indonesia menanggapi hal ini dengan sikap terbuka, menegaskan bahwa QRIS bukanlah bentuk proteksionisme, melainkan sebuah upaya untuk mendukung ekonomi digital Indonesia.
QRIS sudah diterima di beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, dan kini Indonesia berencana untuk memperluas jangkauannya ke negara-negara seperti Jepang, India, Korea Selatan, Tiongkok, dan Arab Saudi. Dengan cara ini, Indonesia berharap dapat memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara tersebut, sekaligus memperkenalkan sistem pembayaran digital Indonesia yang lebih efisien dan aman.