Kisah Liang Wenfeng, Pendiri DeepSeek yang Guncang Dominasi ChatGPT
VIVATechno – Di tengah persaingan teknologi kecerdasan buatan global, nama Liang Wenfeng mencuat sebagai pendiri startup DeepSeek yang berhasil mengguncang pasar teknologi Amerika dengan peluncuran model AI R1.
Pria berusia 39 tahun ini dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan jarang tampil di publik.
Kehadirannya yang langka di hadapan publik akhirnya terjadi pada 20 Januari 2025, saat dia menghadiri simposium tertutup bersama Perdana Menteri China Li Qiang.
Simposium tersebut dihadiri oleh berbagai konglomerat dari beragam industri di China.
Kemunculan Liang dalam simposium ini menjadi jawaban atas tantangan yang sebelumnya dilontarkan oleh Robin Li, CEO Baidu.
Pemikiran Liang tentang industri AI China terungkap dalam wawancaranya dengan media lokal Weaves pada Juli lalu.
"Kita sering mengatakan ada jarak 1-2 tahun antara AI yang dikembangkan China dan AS, namun jarak sebenarnya adalah perbedaan antara orisinalitas dan imitasi," ungkap Liang dalam wawancara tersebut.
Liang mengkritisi industri teknologi China yang menurutnya terlalu fokus pada pencarian keuntungan dalam 30 tahun terakhir.
Kritik tersebut didasari oleh minimnya inovasi yang dihasilkan oleh industri teknologi China.
Visi Liang untuk mengubah paradigma AI China terwujud melalui DeepSeek yang ia dirikan.
Terobosan terbaru DeepSeek adalah peluncuran model AI R1 yang menjadi pesaing langsung ChatGPT.
Dampak peluncuran ini sangat signifikan hingga membuat saham Nvidia anjlok 17% pada Senin (27/1).
Penurunan tersebut mengakibatkan Nvidia kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$589 miliar dalam sehari.
Berbeda dengan OpenAI yang merahasiakan kode sumber AI-nya, Liang memilih untuk merilis kode sumber model AI DeepSeek secara terbuka.
Keputusan ini mencerminkan filosofi Liang yang mendukung transparansi dan kolaborasi dalam pengembangan teknologi AI.****