DaVinci Resolve vs Premiere Pro, Dua Raksasa Editing Video, Mana yang Lebih Unggul?
- YouTube
VIVATechno – Di era serba digital saat ini, kebutuhan akan software editing video semakin tinggi, terutama bagi konten kreator dan pekerja industri kreatif.
Dua nama besar yang sering jadi perbincangan adalah Adobe Premiere Pro dan DaVinci Resolve. Keduanya disebut sebagai standar industri, namun memiliki pendekatan dan keunggulan yang berbeda.
Memahami latar belakang, fitur, serta kekuatan masing-masing software penting bagi siapa pun yang ingin terjun lebih dalam ke dunia editing. Inilah perbandingan lengkap keduanya, berdasarkan analisis kanal YouTube Key Learn.
1. Asal-Usul dan Reputasi Industri
Adobe Premiere Pro sudah eksis sejak 1991 dan resmi menyandang embel-embel “Pro” sejak 2003. Popularitasnya membuatnya dikenal sebagai “raja software editing”. Banyak film besar seperti Deadpool dan Avatar mengandalkannya.
Sebaliknya, DaVinci Resolve dikenal sebagai raja dalam hal color grading dan color correction. Ia dikembangkan oleh Blackmagic Design, perusahaan yang memang fokus pada teknologi pewarnaan gambar profesional.
“Kalau sudah masuk tahap color grading, kebanyakan industri langsung lempar ke DaVinci Resolve,” jelas Key Learn dalam videonya.
2. Biaya dan Aksesibilitas
Premiere Pro bersifat berlangganan dengan harga mulai dari Rp138.000/bulan untuk satu aplikasi, atau sekitar Rp10.000 untuk versi pelajar jika dikontrak setahun.
DaVinci Resolve menawarkan versi gratis dengan fitur yang sudah mumpuni. Sementara versi Studio berbayar satu kali seharga sekitar Rp4,2 juta dengan pembaruan seumur hidup.
3. Ekosistem Software
Adobe punya ekosistem kuat: Premiere Pro untuk video, After Effects untuk efek visual, Audition untuk audio, hingga Photoshop dan Illustrator. Namun, tiap fungsi tersebar di aplikasi terpisah.
DaVinci Resolve mengintegrasikan semuanya dalam satu aplikasi: Edit, Fusion, Color, Fairlight, dan lainnya. Alur kerja dibuat berurutan dari kiri ke kanan, memudahkan pemula mengikuti proses editing.
4. Tampilan dan Workspace
Premiere Pro fleksibel soal tampilan antarmuka: panel bisa dipindah sesuka hati. Di sisi lain, workspace DaVinci cenderung kaku namun konsisten. Bagi pengguna monitor kecil, tampilan DaVinci bisa terasa padat.
5. Komunitas dan Plugin
Premiere Pro menang dalam jumlah komunitas, tutorial, serta dukungan plugin pihak ketiga. DaVinci Resolve kini mulai menyusul, dengan banyak kreator plugin baru bermunculan, namun belum setara skala Premiere.
6. Fitur Unggulan dan Kekurangan
DaVinci unggul pada fitur color grading berbasis node yang canggih dan akurat. Premiere pun telah mencoba mengejar, tapi hasilnya dinilai masih kalah.
Namun, Premiere unggul dalam frekuensi pembaruan fitur, khususnya integrasi AI dan sistem manajemen proyek yang fleksibel.
Baik Premiere Pro maupun DaVinci Resolve sama-sama layak disebut standar industri. Jika Anda pemula, DaVinci versi gratis bisa jadi pintu masuk ideal.
Namun jika Anda bekerja di ekosistem kreatif yang melibatkan banyak kolaborator, Premiere Pro tetap jadi pilihan solid.(*)