AI Writing vs Human Writer: Apakah Penulis Akan Punah di Era Generative AI?

- AI
VIVATechno – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membuka babak baru dalam dunia kepenulisan. Dengan hadirnya generative AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude, proses menulis kini bisa dilakukan dalam hitungan detik.
Dari artikel berita, naskah iklan, hingga caption media sosial semuanya bisa dihasilkan secara otomatis. Tapi, apakah ini berarti penulis manusia tidak lagi dibutuhkan?
Pertanyaan ini memicu perdebatan hangat di industri konten, media, hingga akademik. Apakah AI benar-benar bisa menggantikan sentuhan manusia dalam menulis? Ataukah justru membuka peluang baru yang sebelumnya tak terbayangkan? Mari kita bedah bersama perbandingan dan dampaknya.
Memang betul, generative AI memiliki kemampuan memproses jutaan data dan menyusunnya menjadi tulisan yang koheren, informatif, dan bebas typo yang mana semuanya bisa diproduksi dalam hitungan detik. AI unggul dalam hal:
- Kecepatan produksi konten.
- Kapasitas bekerja tanpa lelah.
- Penulisan berbasis data dan struktur jelas.
Menurut laporan McKinsey (2023), generative AI mampu meningkatkan efisiensi penulisan konten hingga 40 persen di lingkungan profesional.
Namun, AI tetap bekerja berdasarkan pola dan data yang sudah tersedia. Ia tidak memiliki pengalaman hidup, intuisi sastra, atau nuansa emosi manusiawi yang melekat dalam tulisan seorang penulis sejati.