Dibalik Canggihnya Meta AI WhatsApp, Waspada 3 Risiko Ini Sebelum Ketergantungan

- pixabay
2. Bias AI: Tidak Semua Jawaban Netral dan Objektif
Meskipun Meta AI dirancang untuk memberikan jawaban yang relevan, tetap ada potensi bias dalam kontennya. AI dilatih dari data internet yang tidak selalu netral, sehingga dapat menyerap opini atau pandangan tertentu. Peneliti dari MIT Technology Review mencatat bahwa AI seperti Meta bisa secara tidak sengaja mereproduksi stereotip atau ketidakakuratan dari data pelatihannya.
Bagi pelajar atau pengguna awam, hal ini bisa menyesatkan jika mereka mengandalkan jawaban AI tanpa verifikasi ulang. Oleh karena itu, penting untuk tetap melakukan fact-checking dan tidak menjadikan AI sebagai satu-satunya sumber kebenaran.
3. Potensi Ketergantungan: Kreativitas dan Nalar Bisa Menumpul
Karena AI menawarkan solusi instan dan cepat, banyak pengguna cenderung langsung bertanya ke Meta AI tanpa berpikir panjang. Jika dibiarkan, ini bisa mengikis kemampuan berpikir kritis dan kreativitas, terutama di kalangan pelajar dan generasi muda. Ada pernyataan seperti ini "Ketika otak tidak lagi dilatih untuk mencari dan menganalisis informasi, daya pikir manusia bisa melemah.” Maka dari itu, penting bagi pengguna untuk menjadikan Meta AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti proses berpikir itu sendiri.