AS Resmi Larang Pegawai Pemerintah Akses Chatbot AI China DeepSeek
- id.pinterest.com
VIVATechno – Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) melarang seluruh pegawainya menggunakan chatbot kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, pada perangkat milik pemerintah dalam upaya melindungi keamanan informasi negara.
Larangan ini disampaikan melalui pengumuman internal beberapa minggu terakhir, menurut informasi yang diberikan sumber kepada Reuters.
"Untuk membantu menjaga sistem informasi Departemen Perdagangan aman, akses ke AI China baru, DeepSeek, secara umum dilarang di semua GFE," tulis Departemen Perdagangan dalam pesan yang dikirim kepada pegawai melalui email, sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa (18/3/2025).
GFE merupakan singkatan dari Government Furnished Equipment atau peralatan yang disediakan oleh pemerintah.
"Jangan mengunduh, melihat, atau mengakses aplikasi apapun, baik aplikasi desktop atau situs web yang berkaitan dengan DeepSeek," lanjut isi pengumuman tersebut.
Hingga saat ini, Departemen Perdagangan belum memberikan tanggapan resmi terkait larangan tersebut, termasuk sanksi yang akan diterapkan bagi pegawai yang melanggar aturan ini.
Larangan DeepSeek di Lembaga AS Lainnya
Sebelum Departemen Perdagangan mengambil langkah ini, beberapa lembaga pemerintah AS telah lebih dulu menerapkan kebijakan serupa.
Kantor Administrasi Kepala DPR AS telah melarang pegawainya menginstal aplikasi DeepSeek di smartphone, komputer, atau tablet inventaris pemerintah.
Larangan yang sama juga diterapkan di Badan Pertahanan AS (Pentagon), Angkatan Laut, dan NASA.
Pemerintah federal AS saat ini sedang menyusun Rancangan Undang-undang (RUU) yang akan secara tegas melarang penggunaan DeepSeek di seluruh wilayah AS.
RUU tersebut akan memberikan sanksi berupa hukuman penjara dan denda bagi pelanggar, baik individu maupun korporasi.
Negara Lain yang Memblokir DeepSeek
Kehadiran DeepSeek telah menimbulkan kehebohan di dunia teknologi sejak awal tahun ini.
Model AI DeepSeek R1 mendapat banyak perhatian karena diklaim mampu mengungguli ChatGPT buatan OpenAI, perusahaan asal AS.
DeepSeek dikatakan menggunakan teknologi dengan spesifikasi lebih rendah dan efisien, namun dengan kemampuan yang dapat melampaui pesaingnya.
Meskipun demikian, DeepSeek juga mendapat sorotan terkait keamanannya, yang menyebabkan beberapa negara mulai memblokir layanan ini secara terbatas.
Taiwan, Italia, Australia, dan Korea Selatan telah menerapkan pembatasan terhadap penggunaan DeepSeek, sementara negara lain sedang mempertimbangkan langkah serupa.
Jerman dan Perancis saat ini tengah mengkaji risiko AI ini terhadap regulasi perlindungan data GDPR, untuk memastikan teknologi tersebut tidak melanggar kebijakan privasi ketat di Uni Eropa.
Pemerintah Jepang juga dilaporkan sedang mengawasi dampak DeepSeek terhadap perlindungan data, khawatir akan potensi kebocoran informasi sensitif di masa depan.
India turut memberikan respons serupa dan sedang mengkaji kemungkinan larangan, mengingat rekam jejaknya yang pernah memblokir sejumlah aplikasi asal China dengan alasan keamanan.****