Nokia Bangkit Kembali dari Keterpurukan Melalui Akuisisi Raksasa Teknologi
- id.pinterest.com
VIVATechno – Nokia, yang pernah menjadi raksasa ponsel di era 90-an hingga 2000-an, kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di industri teknologi yang berbeda.
Perusahaan asal Finlandia ini tengah menggeser fokusnya ke sektor data center dan kecerdasan buatan (AI) setelah benar-benar meninggalkan industri smartphone.
Nokia Tutup Buku di Dunia Smartphone
Nokia sempat menjadi penguasa pasar ponsel global dan produknya dijuluki sebagai 'HP sejuta umat'.
Namun persaingan ketat membuat posisi Nokia tergeser dari puncak.
Pada 2013, Nokia menjual bisnis ponselnya ke Microsoft.
Tiga tahun kemudian, merek Nokia dibeli oleh HMD Global pada 2016.
Keputusan HMD Global untuk memproduksi smartphone dengan mereknya sendiri menjadi tanda bahwa Nokia telah benar-benar menutup bukunya di industri smartphone.
Ekspansi Besar ke Bisnis Jaringan Optik
Langkah signifikan Nokia dalam transformasi bisnisnya ditandai dengan akuisisi Infinera, produsen peralatan jaringan dan semikonduktor optik asal Amerika Serikat.
Kesepakatan akuisisi senilai US$2,3 miliar (sekitar Rp37 triliun) telah mendapat persetujuan dari Komisi Eropa.
Menurut Komisi Eropa, pengambilalihan Infinera oleh Nokia tidak menimbulkan masalah kompetisi.
Mereka menyatakan bahwa kombinasi pangsa pasar gabungan kedua perusahaan masih menciptakan persaingan yang sehat dalam pasokan peralatan optik jaringan.
Rencana akuisisi ini sebenarnya telah diumumkan sejak Juni 2024 lalu.
Menjadi Pemain Utama di Industri Optik Global
Reuters melaporkan bahwa akuisisi ini akan menempatkan Nokia sebagai produsen optik jaringan terbesar kedua di dunia dengan pangsa pasar mencapai 20%.
Nokia hanya kalah dari Huawei yang mendapatkan keuntungan dari minimnya persaingan di pasar China.
Dengan akuisisi strategis ini, Nokia dapat memperluas jangkauan bisnisnya untuk menjual lebih banyak peralatan kepada perusahaan-perusahaan teknologi besar.
Perusahaan seperti Amazon, Alphabet, dan Microsoft telah berkomitmen untuk berinvestasi miliaran dolar AS dalam pembangunan data center untuk menghadapi persaingan ketat di sektor AI.
Langkah ekspansi Nokia ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam bertransformasi dari produsen ponsel menjadi pemain utama di infrastruktur teknologi masa depan.
Strategi ini tampaknya sejalan dengan tren global di mana kebutuhan akan infrastruktur data center dan jaringan optik kecepatan tinggi semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi AI.****