SpaceSail China Siap Tantang Dominasi Starlink dengan Konstelasi 15.000 Satelit
- id.pinterest.com
VIVATechno – Shanghai Spacecom Satellite Technology (SSST) telah mengumpulkan dana sebesar 6,7 miliar yuan untuk mempercepat pengembangan konstelasi satelit internet Low-Earth Orbit (LEO) yang dijuluki SpaceSail.
Teknologi LEO yang mengorbit di bawah ketinggian 2.000 kilometer ini diklaim mampu menyediakan konektivitas internet berkecepatan tinggi dengan penundaan transmisi minimal.
Keunggulan ini membuat satelit jenis LEO sangat bermanfaat bagi komunitas terpencil, kapal laut, dan aplikasi militer.
Dukungan Kuat Pemerintah China
Program SpaceSail dirintis oleh SSST, sebuah perusahaan teknologi satelit yang didukung penuh oleh pemerintah kota Shanghai sejak pendiriannya pada 2018.
Mengutip Reuters, SSST didirikan dengan tujuan utama menyediakan layanan internet berbasis LEO sebagai bagian dari strategi teknologi China.
SSST diproyeksikan untuk membantu penyebaran satelit dalam rencana konstelasi satelit pemerintah Shanghai yang dijuluki "G60", sesuai laporan media pemerintah China yang dipublikasikan akhir 2023.
Firma investasi ventura dan inkubator China, CAS Star, mengungkapkan bahwa SSST telah menerima dukungan dari sejumlah investor terkemuka seperti Guosheng Capital yang berafiliasi dengan otoritas Shanghai, Hengxu Capital yang didukung oleh produsen mobil SAIC, dan CAS Capital yang terafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Ekspansi Global dan Target Ambisius
SpaceSail kini tengah berunding dengan lebih dari 30 negara untuk memperluas jangkauan layanannya.
Pada November lalu, perusahaan ini menandatangani perjanjian untuk memasuki pasar Brasil.
Awal tahun 2024, SpaceSail mulai beroperasi di Kazakhstan sebagai bagian dari strategi ekspansi globalnya.
SpaceSail mengumumkan rencana untuk meluncurkan 648 satelit LEO pada tahun ini.
Tujuan jangka panjang program ini adalah membangun konstelasi "Thousand Sails" (Qianfan) yang akan mencakup hingga 15.000 satelit pada tahun 2030.
Persaingan dengan Starlink
Sebagai perbandingan, data Analysys Mason menunjukkan bahwa Starlink milik Elon Musk saat ini mengoperasikan sekitar 7.000 satelit.
Starlink sendiri memiliki rencana untuk memperluas jaringannya menjadi 42.000 satelit pada akhir dekade ini.
Kehadiran SpaceSail dipandang sebagai respons strategis terhadap perluasan pesat Starlink dan pemanfaatannya dalam konflik Ukraina yang menarik perhatian militer China.
Para peneliti militer di lembaga seperti Universitas Teknologi Pertahanan Nasional China secara aktif mendukung pemerintah dalam pengembangan jaringan satelit sejenis SpaceSail untuk kepentingan strategis nasional.****