AI Tingkatkan Risiko Depresi dan Isolasi Sosial, Ini Tips Ahli untuk Mencegahnya

VIVATechno – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara belajar mahasiswa di era digital saat ini.

Meskipun memberikan kemudahan akses informasi, penggunaan AI secara berlebihan ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan mental pelajar.

Bahaya Ketergantungan AI bagi Kesehatan Mental

Studi terbaru mengungkapkan bahwa ketergantungan berlebihan pada AI dapat mengarah pada penurunan interaksi sosial yang sehat.

Kurangnya diskusi dan kolaborasi dengan sesama pelajar dapat mengakibatkan perasaan kesepian dan isolasi sosial, faktor risiko utama untuk mengembangkan depresi.

"Ketergantungan pada AI dapat memicu perasaan terisolasi karena pelajar cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dalam interaksi dengan teknologi daripada dengan orang lain," ungkap Nirwana Permatasari, M.Pd, Psikolog selaku dosen psikologi pendidikan dan perkembangan Unhas dalam kanal YouTube Unhas TV.

Dampak Positif dan Negatif AI dalam Pembelajaran

AI memiliki sifat yang fleksibel sehingga dapat diakses di mana saja dan kapan saja.

Teknologi ini juga menyajikan informasi dengan cepat tanpa perlu pembahasan yang panjang.

Namun di sisi lain, kemudahan ini membuat mahasiswa cenderung malas dan menggampangkan proses belajar.

Interaksi satu arah dengan AI juga mengurangi kemampuan berdiskusi dan bertukar pikiran.

Cara Bijak Menggunakan AI dalam Pendidikan

Penggunaan AI perlu dibatasi dan digunakan secara bijak.

Mahasiswa harus menyadari batasan dalam menggunakan teknologi ini dan memanfaatkannya sebagai bahan untuk berdiskusi lebih lanjut, misalnya dengan dosen.

Ketergantungan pada AI juga dapat menghambat kreativitas pelajar.

Dengan terlalu bergantung pada solusi yang disediakan oleh teknologi, pelajar kehilangan kemampuan untuk mengembangkan solusi baru dan berpikir kritis.

Tips Terhindar dari Ketergantungan Fitur AI

Penting bagi pendidik dan ahli psikologi untuk memahami hubungan kompleks antara ketergantungan pada AI dan kesejahteraan mental pelajar.

Langkah-langkah preventif dan intervensi yang tepat perlu dikembangkan untuk mengurangi risiko depresi.

Menurut Nirwana Permatasari, mengembangkan kesadaran akan dampak ketergantungan pada AI dan mendorong interaksi sosial yang sehat serta stimulasi kreatif dapat menjadi langkah awal dalam melindungi kesejahteraan mental generasi mendatang.****