Menegejutkan! Fenomena iPhone, Gengsi Mahal di Balik Dompet Tipis
- id.pinterest.com
Saat teman-teman berbagi momen lewat iMessage, FaceTime, atau AirDrop, pengguna Android sering merasa “terasing”. Akhirnya, demi merasa diterima, cicilan panjang pun dijalani.
3. Strategi Psikologi Merek Apple
Apple pintar membangun persepsi eksklusivitas. Lewat desain, iklan, dan kemasan, mereka menanamkan citra bahwa iPhone bukan untuk semua orang.
Tanpa menyebut barang mahal, kesan premium itu tetap kuat. Alhasil, iPhone laris bukan karena fitur, tapi karena citra.
4. Pelarian Psikologis dari Realita Finansial
Menariknya, bagi sebagian orang dari kalangan menengah ke bawah, memiliki barang branded seperti iPhone menjadi penebus harga diri. Psikologi kemiskinan sering membuat mereka lebih konsumtif demi terlihat sukses, walau itu hanya ilusi.
5. Ilusi Kaya vs. Realitas Dompet