Mengapa iPhone Belum Diproduksi di Amerika? Ini Alasan di Baliknya

iPhone SE 4
iPhone SE 4
Sumber :
  • Pinterest

VIVATechno – Keinginan Amerika Serikat untuk memproduksi iPhone di dalam negeri sebenarnya bukan hal baru. 

Isu ini mencuat terutama saat pemerintahan Donald Trump, yang mendorong keras Apple agar memindahkan lini produksi mereka dari luar negeri ke dalam negeri. 

Namun hingga 2025, Apple tetap merakit iPhone di China dan India. Kenapa begitu?

Desakan Donald Trump: “Bangun Pabrik iPhone di AS!”

Saat menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump secara terang-terangan meminta Apple untuk memproduksi iPhone di dalam negeri. 

Ia bahkan sempat mengancam akan mengenakan tarif impor hingga 25% jika Apple terus memproduksi perangkatnya di luar Amerika.

Trump juga pernah menyampaikan langsung kepada CEO Apple, Tim Cook, terkait kekhawatirannya soal Apple yang memindahkan sebagian produksi dari China ke India.

“Saya bilang padanya, ‘Tim, kamu teman saya. Tapi saya dengar kamu bangun pabrik di India. Saya nggak mau itu terjadi.’” — Donald Trump

Meskipun begitu, Apple tetap memilih untuk tidak memindahkan pabrik iPhone ke Amerika. Ternyata, alasannya jauh lebih kompleks dari sekadar tekanan politik.

1. Kekurangan Tenaga Kerja Teknik di AS

Salah satu alasan utama adalah kurangnya tenaga kerja teknik siap pakai di Amerika. Bahkan sejak 2010, Steve Jobs sudah menyampaikan hal ini saat bertemu dengan Presiden Barack Obama.

Menurut Jobs, Apple membutuhkan setidaknya 30.000 insinyur untuk mengoperasikan satu lini produksi iPhone

Namun, sistem pendidikan teknik di AS belum mampu mencetak tenaga kerja dengan jumlah dan kualitas yang sesuai kebutuhan.

Hal ini diperkuat oleh Tim Cook, yang menyebut tantangan terbesar dalam memindahkan produksi bukanlah mesin atau teknologi, tetapi sumber daya manusianya.

2. Biaya Produksi di AS Tiga Kali Lebih Mahal

Produksi di Amerika jauh lebih mahal. Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, mengatakan bahwa jika Apple membangun pabrik iPhone di AS, harga iPhone bisa melonjak hingga US$3.500 atau sekitar Rp56 juta per unit.

Sebagai perbandingan, harga iPhone saat ini berkisar di US$800–US$1.200 (Rp13–19 juta). 

Jika harga naik drastis, Apple akan kesulitan bersaing di pasar global, terutama melawan produsen seperti Samsung, Xiaomi, dan lainnya yang tetap memproduksi di Asia.

3. Butuh Investasi Besar dan Waktu Lama

Memindahkan proses manufaktur iPhone ke Amerika bukanlah perkara mudah. 

Apple diperkirakan perlu menggelontorkan dana setidaknya US$30 miliar (sekitar Rp500 triliun) hanya untuk memindahkan sebagian kecil rantai produksi mereka.

Belum lagi waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 3 hingga 10 tahun, tergantung seberapa besar skala relokasinya. 

Ini tentu menjadi risiko besar, terutama saat Apple tengah bersaing ketat di industri smartphone global.

Kesimpulan: Masih Butuh Waktu dan Persiapan

Meskipun pernah didesak oleh pemerintah AS, Apple belum memproduksi iPhone di Amerika Serikat karena berbagai faktor penting, seperti:

• Kurangnya tenaga kerja teknik siap pakai

• Biaya produksi yang sangat tinggi

• Investasi dan waktu pembangunan yang tidak sebentar