Mengapa iPhone Tidak Diproduksi di Amerika? Ini Alasan di Balik Keputusan Apple

iPhone 16
iPhone 16
Sumber :
  • macrumors

VIVATechno – Keinginan Amerika Serikat untuk memproduksi iPhone di dalam negerisebenarnya sudah lama digaungkan, bahkan sempat menjadi sorotan besar di masa pemerintahan Donald Trump. 

Namun, hingga saat ini, Apple tetap memproduksi iPhone di luar Amerika Serikat, seperti di China dan India. Lantas, apa yang membuat iPhone tak kunjung dibuat di AS?

Desakan Donald Trump: Produksi iPhone Harus Pindah ke AS

Saat menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump secara terbuka meminta Apple untuk memindahkan proses produksi iPhone ke Amerika. 

Ia bahkan mengancam akan memberlakukan tarif impor hingga 25% jika Apple terus merakit produknya di luar negeri.

Dalam sebuah pernyataan publik, Trump mengatakan bahwa dirinya sempat berbicara langsung dengan CEO Apple, Tim Cook, dan menyampaikan keberatannya terhadap rencana Apple memindahkan produksi dari China ke India.

“Saya katakan padanya, ‘Tim, Anda teman saya, saya sudah sangat baik pada Anda. Tapi saya dengar Anda membangun pabrik di India. Saya tidak ingin itu terjadi.’” — Donald Trump

Namun, terlepas dari tekanan tersebut, Apple tetap mempertahankan keputusan untuk tidak memindahkan pabrik iPhone ke AS. Dan ternyata, alasannya jauh lebih kompleks dari sekadar persoalan biaya.

1. Kekurangan Tenaga Kerja Teknik di AS

Salah satu alasan utama Apple tetap memproduksi iPhone di luar negeri adalah kurangnya tenaga kerja teknik siap pakai di Amerika Serikat. 

Hal ini bahkan sudah diungkapkan oleh Steve Jobs saat bertemu dengan Presiden Barack Obama pada 2010.

Menurut Jobs, untuk menjalankan satu lini produksi iPhone, Apple membutuhkan setidaknya 30.000 insinyur. 

Namun, sistem pendidikan di AS belum mampu mencetak lulusan teknik dalam jumlah dan kualitas yang mencukupi.

“Kalau Anda bisa mencetak ribuan insinyur siap kerja, kami mungkin akan mempertimbangkan pindah,” kata Steve Jobs.

Pernyataan ini kemudian diperkuat oleh Tim Cook, yang memahami bahwa tantangan sumber daya manusia menjadi hambatan utama dalam rencana relokasi manufaktur ke dalam negeri.

2. Biaya Produksi di Amerika Tiga Kali Lebih Mahal

Selain keterbatasan SDM, biaya produksi di AS sangat tinggi. Menurut analis teknologi dari Wedbush Securities, Dan Ives, membangun pabrik iPhone di Amerika akan membuat harga perangkat melonjak drastis.

“Jika Apple membangun pabrik di West Virginia atau New Jersey, harga iPhone bisa mencapai US$3.500 atau sekitar Rp56 juta,” ujar Ives.

Sebagai perbandingan, harga rata-rata iPhone saat ini berkisar antara US$800–US$1.200. 

Dengan biaya produksi yang lebih tinggi, Apple akan kesulitan bersaing di pasar global.

3. Investasi dan Waktu yang Tidak Sebentar

Selain biaya tinggi, relokasi proses produksi iPhone ke AS membutuhkan investasi besar dan waktu panjang. 

Diperkirakan Apple butuh setidaknya US$30 miliar (sekitar Rp500 triliun) hanya untuk memindahkan sebagian kecil rantai pasok.

Lebih lanjut, waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 3 hingga 10 tahun, tergantung seberapa besar skala relokasi yang dilakukan. 

Ini tentu menjadi pertimbangan serius bagi Apple yang selama ini bergantung pada efisiensi manufaktur di Asia.

Kesimpulan

Meski sempat didesak oleh pemerintah AS, Apple belum bisa memproduksi iPhone di Amerika karena berbagai faktor, mulai dari kekurangan tenaga kerja teknik, biaya produksi yang sangat tinggi, hingga waktu dan investasi besar yang dibutuhkan. 

Untuk saat ini, memproduksi iPhone di China atau India tetap menjadi pilihan paling efisien bagi Apple.

Namun, bukan tidak mungkin di masa depan, Apple mulai membangun fondasi untuk produksi di Amerika tentu dengan catatan kesiapan industri dan ekosistem yang memadai.