Apple Mulai Pindahkan Produksi iPhone untuk Pasar Amerika dari China ke India

Valuasi Pasar Apple
Valuasi Pasar Apple
Sumber :
  • id.pinterest.com

VIVATechno – Apple dikabarkan tengah mempercepat langkah memindahkan sebagian besar perakitan iPhone untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India. Target besar ini diproyeksikan tercapai pada akhir 2026.

Strategi ini dinilai sebagai upaya Apple mengantisipasi potensi kenaikan tarif impor dari China, yang selama ini menjadi pusat produksi utama mereka.

India Disiapkan Jadi Basis Produksi iPhone untuk Amerika

Dalam misi besarnya, Apple telah mulai menyiapkan fasilitas manufaktur di India yang khusus ditujukan untuk merakit iPhone bagi pasar Amerika.

Namun, perpindahan ini tidak sepenuhnya mulus.

Produksi iPhone di India tercatat 5–8% lebih mahal dibandingkan produksi di China, bahkan dalam beberapa kasus bisa membengkak hingga 10%.

Salah satu penyebabnya adalah bea masuk tinggi untuk komponen ponsel yang diimpor ke India — berbeda dengan kondisi di negara produsen lain.

Meskipun tantangan ini ada, Pemerintah India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi terus mendorong pertumbuhan sektor manufaktur nasional, termasuk di bidang teknologi dan smartphone.

Produksi iPhone dari India Sudah Dimulai

Upaya relokasi Apple sebenarnya sudah berjalan.

Pada Maret 2025, Apple tercatat telah mengirimkan sekitar 600 ton iPhone senilai 2 miliar dolar AS dari India ke Amerika Serikat — menjadi rekor pengiriman terbesar mereka dari India sejauh ini.

Pengiriman ini dilakukan lewat dua mitra utama Apple, yaitu Foxconn dan Tata, dengan Foxconn menyumbang sekitar 1,3 miliar dolar AS dari total nilai perangkat iPhone tersebut.

India Jadi Kunci Penting dalam Rantai Pasok Apple

Mengutip laporan dari Financial Times, India kini mengambil peran strategis dalam diversifikasi rantai pasok Apple.

Foxconn dan Tata sudah mengoperasikan tiga pabrik di India, dan dua fasilitas tambahan sedang dalam tahap pembangunan.

Langkah ini membantu Apple mengurangi ketergantungannya pada manufaktur di China, sekaligus sejalan dengan tren global menuju rantai pasok yang lebih tersebar dan resilient.