Acara Wisuda SMK di Purwokerto Viral di TikTok, Warganet Soroti Penggunaan Toga dan Panggung yang Megah

wisuda smk cbm purwokerto
wisuda smk cbm purwokerto
Sumber :

VIVATechno – Sebuah video acara wisuda dari SMK CBM Purwokerto mendadak viral di TikTok. Dalam video tersebut, para siswa dan guru terlihat mengenakan toga lengkap beserta atribut yang kerap diasosiasikan dengan kelulusan jenjang sarjana. Pencarian "Wisuda SMK CBM Purwokerto" pun meroket di platform tersebut, memicu gelombang komentar pro dan kontra dari berbagai kalangan.

Video tersebut memperlihatkan suasana wisuda layaknya seremoni kelulusan perguruan tinggi. Fenomena ini sontak menuai sorotan warganet, bukan karena prestasi akademik para siswanya namun kemegahan acara yang dianggap berlebihan untuk ukuran sebuah wisuda SMK.

Salah satu komentar warganet menyebut, “Liat di postingan IG-nya video yang disematkan ‘SIDANG SENAT TERBUKA’ SMK lohhh SMK,” tulis akun @daffodii. Penggunaan istilah resmi dan atribut toga seperti gordon guru besar dalam acara SMK ini dianggap berlebihan.

Komentar lain bahkan menyebut bahwa hal tersebut meromantisasi ketidakmampuan sebagian pihak untuk kuliah, dengan narasi "ini untuk mereka yang siapa tahu nggak bisa kuliah". Kritikan juga datang dari pengguna TikTok lainnya seperti akun @gatauu yang menulis, “Bahkan guru besar aja harus memenuhi syarat… ini tiba-tiba pakai gordon gubes tanpa rasa bersalah dan merasa keren,” tulisnya.

Salah satu pengguna lainnya mengeluhkan mahal dan beratnya perjuangan untuk wisuda sarjana, “Aku ini buat wisuda bayarannya mental… terus bisa-bisanya di dupe sama anak SMA SMK,” tulis akun @cherryseason.

Sebagian warganet juga menilai bahwa terjadi kesalahpahaman simbolik. "Kesalahan persepsi anak SMA, mereka anggap toga itu atribut wisuda, padahal itu hak atas tanggung jawab studi dan penelitian mahasiswa," tulis pengguna lain dengan emoji.

Terpantau sampai hari ini, SMK CBM di Purwokerto pun mendapat banyak gunjingan dari para warganet. Mayoritas komentar menunjukkan ketidaksetujuan terhadap kegiatan wisuda, terutama jika ada pungutan dana dari siswa. Ada juga akun lain yang mengatakan bahwa gurunya pun ada yang menggunakan jubah layaknya rektor yang menghadiri acara wisuda kuliah.

“Main toga2 an. Ngakak mau ngelebihin wisuda kuliahan haha,” tulis @hireyu.

“Lagi main wisuda-wisudahan, pake toga, pindahkan tali toga dari kiri ke kanan, kepsek dan wakasek pake baju toga kyk guru besar,” kata akun TikTok @An.

“Normalisasi wisuda HANYA untuk Perkuliahan,” tulis @vand.

“Kemarin rame kelulusan pake kebaya plus selendang gua diem yaaa ini segala pake toga mana ada acara pemindahan tali toga like whattt??? ini guru2nya pada tau gak arti simbol itu? sumpah gila banget ni sekolah,” kata akun TikTok @missq.

Sementara itu, Kepala Seksi SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Jawa Tengah, Dwi Sucipto, menyampaikan bahwa larangan menarik iuran untuk wisuda hanya berlaku untuk sekolah negeri, dari tingkat SD hingga SMA/SMK. “Nggih, untuk larangan pungutan hanya untuk negeri. Yang tidak dibolehkan mengadakan wisuda atau pelepasan siswa yang menimbulkan pungutan pada siswa adalah SMA/SMK negeri,” tegas Dwi.

Dwi menambahkan bahwa semua bentuk pungutan di sekolah negeri untuk kegiatan apa pun, pada dasarnya dilarang keras.

“Yang pasti untuk satuan pendidikan negeri dilarang mengadakan pungutan pada siswa dalam kegiatan apa pun,” ujarnya.

Terkait sekolah swasta, Dwi menjelaskan bahwa kewenangan penuh berada di tangan yayasan. Namun, apabila ada laporan mengenai pungutan yang dianggap memberatkan, dinas tetap akan menindaklanjuti.

“Kalau swasta itu urusan yayasan. Kalau ada aduan pungutan, pasti akan segera diproses dan bila terbukti, pungutan harus dikembalikan pada siswa atau wali siswa,” jelasnya.

Atas viralnya kasus wisuda SMK yang terlalu megah ini, masyarakat diimbau untuk melapor ke dinas terkait jika menemukan pelanggaran terkait dengan aturan pungutan. 

Selain itu, masyarakat diingatkan kembali bahwa atribut akademik bukan sekadar pakaian seremonial, melainkan representasi tanggung jawab dan proses panjang pendidikan. Meskipun demikian, pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi terkait acara tersebut di kanal berita platform manapun.(*)