Live Shopping Jadi Fitur Marketplace Favorit Seller, Apakah Efektif untuk Jualan?

- Pixabay
VIVATechno – Perubahan perilaku masyarakat pasca pandemi Covid 19 terasa mengalami perubahan, begitupun dengan cara berbelanja.
Dahulu Masyarakat lebih suka belanja dengan cara datang ke toko untuk melihat barang yang akan dibeli dan melakukan penawaran juga pembayaran secara langsung.
Berbeda dengan saat ini, sebagian Masyarakat cenderung lebih suka berbelanja online.
Salah satu tren yang tengah popular yakni live shopping−kegiatan berjualan dengan cara live streaming.
Calon pembeli bisa melakukan tanya jawab secara real time, dan menyaksikan penjual menjelaskan dan mendemonstrasikan produk.
Menurut survey Jakpat pada 2023, tercata 65 persen konsumen membeli produk setelah melihat live shopping karena merasa yakin.
Banyak penjual yang merasakan dampak positif dengan adanya live shopping karena adanya hasil pengingkatan jualan dan jangkauan audiens.
“Setelah rutin live TikTok Shop, penjualan terus menerus naik hingga lima kali lipat. Selama live saya selalu mencoba interaktif dengan penonton. Pokoknya kerasa banget dengan dulu syang aya cuman menyediakan katalog saja,” ucap Dedi pemilik toko aksesoris di Bandung.
Namun, dibalik peningkatan penjualam melalui live shipping ada seller yang harus berani menghadapi segala tantangan.
Tantangan yang sering terjadi yakni tampil percaya diri di depan kamera, konsisten dalam melakukan live, memiliki koneksi internet yang stabil, dan bergabung dengan tim untuk proses live.
Berdasarkan data dari e-Conomy SEA 2023 bahwasanya live commerce diperkirakan menghasilkan pendapatan sebesar 100 miliar dollar, tumbuh pada CAGR 27 persen sejak tahun 2021, yang mencapai 1,7 kali lebih cepat dari nilai barang dagangan bruto (GMV).
Itulah live shopping yang tidak hanya menjadi tren saja, melainkan terobosan baru dalam e-commerce.
Meskipun terdapat tantangan teknis, fitur ini terbukti lebih efektif dalam menjangkau konsumen dan mempengaruhinya untuk spontan membeli produk daripada hanya menampilkan katalog.
Hal ini ditopang dengan adanya interaksi langsung, diskon, giveaway, dan gratis ongkir sebagai strategi promosi e-commerce. (*)