Hacker Pembobol Mobile Banking Makin Menjadi, Ini Sebabnya Menurut Ahli dan Cara Cegah dari OJK
- id.pinterest.com
VIVATechno – Kasus pembobolan mobile banking di Indonesia terus meningkat dan mengancam keamanan finansial perusahaan. Hal ini terungkap dalam diskusi podcast Kasisolusi bersama pakar keamanan siber yang mengungkapkan adanya kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat serangan siber pada sistem perbankan digital.
"Kasus pembobolan mobile banking sering terjadi karena kelalaian dalam menerapkan sistem keamanan dan kurangnya kesadaran akan ancaman siber," ungkap narasumber dalam podcast tersebut.
Berdasarkan data yang disampaikan, sebuah perusahaan mengalami kerugian signifikan setelah sistem keamanannya dibobol oleh peretas.
Perusahaan tersebut harus menutup bisnisnya karena tidak mampu melakukan pemulihan sistem yang terkena malware.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya langkah-langkah preventif untuk mencegah pembobolan mobile banking.
Berikut adalah lima langkah utama yang direkomendasikan untuk mengamankan transaksi mobile banking:
- Hindari membagikan data kredensial dan informasi sensitif kepada pihak manapun, termasuk yang mengaku sebagai petugas bank.
- Jangan menggunakan jaringan WiFi publik untuk mengakses aplikasi mobile banking karena rentan terhadap serangan siber.
- Periksa dengan teliti setiap notifikasi yang diterima dan verifikasi melalui website atau aplikasi resmi bank.
- Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun, serta aktifkan autentikasi dua faktor.
- Jangan pernah membagikan kode OTP kepada siapapun, bahkan kepada pihak yang mengaku sebagai petugas bank.
"Mayoritas kasus pembobolan terjadi karena kesalahan pengguna yang tidak waspada terhadap modus penipuan yang semakin canggih," tambah narasumber kasisolusi.
Perusahaan disarankan untuk berinvestasi dalam sistem keamanan siber yang memadai dan memberikan pelatihan keamanan digital kepada karyawan.
Hal ini penting mengingat kerugian akibat pembobolan sistem dapat mencapai ratusan juta rupiah dan berpotensi menghentikan operasional bisnis.
OJK juga mengingatkan bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pemulihan, mengingat biaya recovery sistem yang sangat tinggi.
Masyarakat dan pelaku usaha diharapkan tetap waspada dan segera melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan pada akun perbankan mereka.****