Strategi Mobil Konvensional Tak Musnah Disaat Mobil Listrik Makin Diminati Masyarakat

VIVATechno – Tren global menuju mobilitas ramah lingkungan semakin menguat dengan lebih dari 42 negara berkomitmen menghentikan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil.

Dr. Indrawan Nugroho mengungkapkan bahwa beberapa negara telah menetapkan tenggat waktu yang tegas, seperti Norwegia pada 2025 dan Inggris pada 2030.

"Singapura bahkan mengambil langkah yang lebih tegas dengan tidak hanya melarang penjualan, tetapi juga penggunaan mobil konvensional mulai 2035," papar Dr. Indrawan dalam analisisnya mengenai tren industri otomotif global.

Menurut The Wall Street Journal, terdapat 11 produsen mobil listrik potensial yang siap bersaing dengan Tesla, kesemuanya telah mendapat dukungan kuat dari investor.

Para produsen mobil konvensional pun tidak tinggal diam, dengan BMW dan Volkswagen yang telah meluncurkan lini produk kendaraan listrik mereka.

Dr. Indrawan Nugroho memaparkan dua strategi yang dapat ditempuh produsen konvensional dalam menghadapi transisi ini.

"Ada dua jalan yang bisa diambil. Pertama, membangun sistem khusus untuk mendorong keberhasilan bisnis mobil listrik dengan kebebasan mengatur strategi sendiri. Kedua, melakukan pivot secara massif dan total untuk membangun model bisnis yang baru," jelasnya.

Transisi ini diprediksi akan mengubah lanskap industri otomotif secara fundamental. Ketika penjualan mobil konvensional mulai menurun, unit bisnis mobil listrik diharapkan dapat meneruskan keberlangsungan usaha.

Model bisnis baru ini tidak hanya mencakup produksi kendaraan, tetapi juga ekosistem pendukung seperti infrastruktur pengisian daya dan layanan purna jual.

Menariknya, pergeseran ini tidak hanya didorong oleh regulasi pemerintah, tetapi juga oleh permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap solusi transportasi berkelanjutan.

Fenomena ini menandai era baru dalam industri otomotif global, di mana inovasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan menjadi faktor kunci kesuksesan.****