Kesalahan Fatal Penggunaan AC di Indonesia yang Bikin Boros Listrik

Keunggulan AC Panasonic
Keunggulan AC Panasonic
Sumber :
  • id.pinterest.com

 

VIVATechno — Di tengah cuaca panas ekstrem yang terus melanda berbagai wilayah Indonesia sepanjang 2025, penggunaan air conditioner (AC) terus meningkat. 

Namun, banyak pengguna masih belum memahami perbedaan serta kesalahan umum dalam menggunakan AC inverter dan non inverter, yang justru bisa berdampak pada tagihan listrik membengkak dan usia perangkat yang pendek.

Pemahaman yang salah tentang cara kerja kedua jenis AC ini masih sering ditemui, terutama di kalangan pengguna rumahan.

Berikut beberapa kesalahan umum dalam menggunakan AC inverter dan non-inverter di Indonesia yang perlu dihindari :

1. Suhu Terlalu Rendah Sejak Awal
Baik pada AC inverter maupun non-inverter, mengatur suhu di bawah 20°C tidak mempercepat pendinginan ruangan. 

Hal ini justru memaksa kompresor bekerja lebih keras, terutama pada AC non-inverter, dan menyebabkan konsumsi daya lebih tinggi.

2. Sering Mematikan dan Menyalakan AC Inverter
Banyak pengguna AC inverter mengira menyalakan dan mematikan AC sesering mungkin bisa menghemat listrik. 

Padahal, sistem inverter bekerja optimal jika tetap menyala dalam suhu stabil. Sering mematikan AC justru membuat kompresor restart dan konsumsi daya melonjak.

AC Panasonic

AC Panasonic

Photo :
  • id.pinterest.com

3. Abai Kebersihan Filter dan Evaporator
Kondisi iklim tropis Indonesia membuat debu dan jamur cepat menumpuk. Membersihkan filter minimal dua minggu sekali penting untuk menjaga sirkulasi udara dan efisiensi AC tetap optimal, baik untuk inverter maupun non inverter.

4. AC Tak Sesuai Ukuran Ruangan
Masih banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan AC 1 PK untuk ruangan besar tanpa mempertimbangkan kebutuhan BTU (British Thermal Unit). 

Hal ini membuat AC bekerja terus-menerus tanpa efisien, terutama pada AC non-inverter yang tidak bisa menyesuaikan daya kerja.

5. Abai Voltase Tidak Stabil
Di sejumlah wilayah Indonesia dengan tegangan listrik tidak stabil, penggunaan AC inverter seharusnya disertai stabilizer atau UPS. Tanpa alat pelindung, komponen inverter berisiko cepat rusak akibat fluktuasi daya.

Tren penggunaan AC di Indonesia pada 2025 juga menunjukkan peningkatan kesadaran akan fitur hemat energi dan teknologi ramah lingkungan. 

Namun, pemahaman pengguna soal perawatan dan penggunaan harian masih menjadi tantangan utama.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, masyarakat tidak hanya dapat menjaga kenyamanan di tengah suhu panas ekstrem, tapi juga menghemat biaya listrik dan memperpanjang umur perangkat pendingin udara mereka.****